2020/08/05

Kebetulan Yang Pertama

Kebetulan Yang Pertama

Hello

Covid 19 Nyebelin.

Apa iya kalau Alam semesta terjadi dengan sendirinya? Tiba-tiba saja saya kembali muncul pikiran – pikiran atas pertanyaan” seperti ini. Alam semesta yang begitu sempurna ini dan dimana sekarang saya sedang berada di atas kursi, menatap produk teknologi, berputar cepat dengan planet Bumi, mengorbit bersama 9 pelanet yang mengelilingi Matahari, didalam tatasurya yang menjadi bagian dari Galaxy Bima Sakti, dan entah apa lagi yang belum saya pelajari.

Sangat aneh sungguh apa bila semua ini terjadi secara “kebetulan”. Masa iya terjadi dengan tidak sengaja? Kalau memang semua ini kebetetulan kenapa bisa sesempurna ini, ditambah lagi kesempurnaanya terajadi terus-terusan.

Kita yang tinggal di Bumi dengan adanya gravitasi, kemudian Bumi berotasi dengan sangat cepat, Bumi dan planet lain bergerak mengelilingi Matahari sesuai dengan orbitnya. Masa iya itu hasil dari kebetulan? Kebetulan macam apa itu kok bisa sangat – sangat sempurna.


Planet Bumi sendiri ada manusia, Tanaman, Hewan, Bakteri, Virus, Batu, dan sebagainya. Apakah itu semua ada karena hanya kebetulan? Kenapa bisa kebetulan kita menjadi manusia yang cerdasnya minta ampun berfikir kalau semua ini kebetulan? Membuat saya merasa makin aneh saja.

Kalau memang ini terjadi secara kebetulan, kenapa semua kebetulan ini mengandung keindahan? Coba kita lihat, betapa indahnya langit malam. Masa iya jatuh cinta ku hari ini kepada dirimu itu sebuah kebetulan. Paras cantikmu itu kebetulan? Suara lembutmu itu kebetulan? senyum manismu itu kebetulan? bisa bisanya matamu yang indah itu kebetulan.

Akhiran yang bagus bukan? itu hanya kebetulan.

Kebetulan itu suatu peristiwa yang dibetul-betulkan.

Sehat Selalu

2020/07/22

Semuanya Berbicara, melelahkan.

Semuanya Berbicara, melelahkan.
Hello

Saya cukup suka bercerita kepada orang" terlebih kalau orang tersebut sudah dekat, apalagi kalo orang tersebut sudah dekaatt sekali. Ceritanya bakal awut awutan kesana kemari apa saja dibahas. Tapi mungkin lebih tepatnya ngobrol kali ya... 
Entah kenapa saya berfikiran sekarang ini kita tahu bahawasanya kita ini sekarang sedang berada dizaman dimana perkembangan teknologi yang begitu cepat, ledakan informasi sangat cepat, luas dan sangat tersebar. Saya merasa dimedia sosial sekarang ini semua orang itu seperti berbicara. Mereka berbicara berbicara sangat banyak, bahkan akun twitter saya sendiri sudah mencapai ribuan tweet dalam waktu 10 tahun (ya waktu yang lama sii). Sekarang masing-masing orang kagum dengan pendapatnya sendiri sehingga tanpa ragu apa yang ada di benaknya segera dia lontarkan, segera dia tuliskan agar dibaca orang lain, karna masing-masing kagum dengan pemikirannyaa, dan itu berlaku pada setiap bidang ilmu.
Namun, seringkali saya lihat dan baca diantara argumen-argumen yang mereka lontarkan sangat jarang orang yang berani bicara fisika, kimia, matematika, kesehatan dll. Karena kebanyakan dari mereka untuk hal-hal semacam itu sudah ada ahlinya. Namun tidak untuk soal agama. Kalau untuk itu semuanya berbicara. apkah itu salah? tentu saja tidak. Bagi saya semuanya berhak untuk berbicara.
Saya yang awam ini menjadi bimbang, semuanya berbicara seolah bahwa yang mereka bicarakan adalah hal yang paling benar. Sepertinya memang kita harus pandai-pandai memfilter pada setiap pernyataan. Satu hal yang saya pelajari dan dapat untuk saat ini bahwasanya 'akal bukanlah barometer untuk menentukan kebenaran'.

Sehat selalu ya!